Home > Other > ...
Di Jajah Bangsa Sendiri
Hai SNIPers! Sudah 80 tahun Indonesia berdiri, layaknya sapi perah kami habis-habisan diperas oleh segelintir elit yang korupsi menganggap negara bak ladang pribadi mereka. Lantas bagaimana nasib kami, para rakyat?
Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seharusnya Indonesia sudah sejajar di antara negara-negara maju lainnya. Namun, kita masih berkutat dengan permasalahan yang tak kunjung tuntas. Korupsi bagaikan candu yang meracuni jiwa bangsa—semua orang mengutuknya hingga tiba giliran mereka untuk mencicipinya.
Ironisnya, mereka yang dahulu paling lantang berteriak menentang korupsi justru menjadi dalang di balik layar ketika kekuasaan berada di genggaman. Seolah jabatan adalah tongkat sihir yang mampu mengubah malaikat menjadi iblis dalam sekejap mata.
Memang benar, seorang mekanik tak bisa lepas dari cipratan oli, namun bukan berarti ia harus minum oli atau bahkan berendam dalam oli tersebut. Begitu pula dengan mereka yang terjun ke dunia politik dan pemerintahan—bersentuhan dengan godaan adalah hal wajar, tetapi tenggelam dalam lautan korupsi adalah pilihan yang tak dapat dibenarkan.
Kita terjebak dalam lingkaran setan yang tak berujung: generasi baru datang dengan semangat perubahan, namun perlahan tergerus oleh sistem yang sudah mengakar seperti parasit. Alih-alih membersihkan cipratan oli dari tubuh mereka, mereka malah memilih untuk menegak oli tersebut dengan dalih 'semua orang juga melakukannya.'
Akibatnya, negeri yang seharusnya bersinar seperti zamrud khatulistiwa ini terus terpuruk dalam kemiskinan dan ketimpangan, sementara segelintir orang merayakan pesta pora di atas penderitaan rakyat. Pertanyaannya bukan lagi kapan korupsi akan berakhir, melainkan kapan kita akan cukup berani untuk tetap bersih meski bekerja di tengah kotoran.