Home > Other > ...

Panggil Kami Perempuan

Hai SNIPers! Menjadi wanita di negeri patriarki layaknya kuda pacu yang selalu dianggap sebagai objek, namun tak pernah diakui sebagai subjek. Ketika kami harus membentangkan tangan lebih kasar sembari melindungi diri sendiri. Namun, kami tak ingin menjadi wanita. Panggil kami perempuan.


Kata 'Wanita' dalam bahasa Jawa berasal dari kata wani ditoto; berani diatur. Merujuk pada seseorang yang tidak memiliki kebebasan dalam mementukan kebijakan, hanya mampu menjalankan instruksi sesuai arahan tanpa bisa membela diri maupun memberontak dalam menjalankan aktivitas.


Sedangkan dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata wan dan ita; yang dinafsui. Sebuah objek yang bisa dinafsui dimanapun dan kapanpun.


Lantas, bagaimana dengan 'Perempuan'?

'Perempuan' dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata empu; tuan atau orang yang mahir berkuasa. Merujuk pada seseorang yang memiliki penuh tubuhnya dan menjadi tuan bagi dirinya sendiri.


Dan berasal dari kata puan; sapaan hormat pada perempuan, sebagai pasangan kata 'tuan', sapaan hormat pada lelaki.


Penggunaan kata wanita seolah kami menjadi objek dan tak dapat berkutik menjadi subjek. Seolah kami tak punya kendali atas diri. Yang nyatanya—setiap wanita adalah perempuan yang berhak atas diri.


Melalui pemilihan diksi kami bergerak menuju kesetaraan gender. Bukan berarti menghilangkan kodrat—tapi menciptakan keadilan dimana perempuan sama seperti laki-laki yang berhak atas hidupnya.







Tags :

#SNIPbisa #SNIPedia

Ditulis oleh :

Aqila Syaza Rayhana